SOLOK (SumbarFokus)
Pemerintah Kabupaten Solok kembali menegaskan komitmennya dalam percepatan penurunan angka stunting melalui Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang digelar di Aula Islamic Center Koto Baru, Selasa (5/8/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045 yang sehat dan berkualitas.
Rakor dihadiri sekitar 145 peserta yang terdiri dari unsur OPD, Puskesmas, organisasi profesi seperti IDI dan IBI, perbankan, Tim Penggerak PKK, kader KB, penyuluh lapangan, hingga tokoh masyarakat. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang KB Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp5.026.381.000 kepada Pemerintah Kabupaten Solok.
Kepala DPPKBP3A Kabupaten Solok Maryetti Marwazi dalam laporannya menyampaikan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi dan infeksi berulang, terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Kabupaten Solok meningkat dari 25,4 persen (2023) menjadi 29,5 persen (2024).
βIni peringatan serius bagi kita semua. Periode 1000 HPK adalah masa krusial bagi perkembangan otak, sistem kekebalan, dan metabolisme anak,β jelas Maryetti.
Ia juga memperkenalkan Program Quick Win hasil inisiatif KemendukBangga/BKKBN, seperti Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak), Gati (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), Sidaya (Lansia Berdaya), dan SuperApps Keluarga, sebagai strategi percepatan penanganan stunting berbasis digital dan sosial.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.