Ramadan, Ini Ajakan Renungan Nevi Zuairina

Nevi
Hj. Nevi Zuairina. (Foto: Ist.)

Selanjutnya, hari demi hari berikutnya menjadi saat-saat penuh perjuangan bagi Uwais. Ia berlatih dengan mengangkat seekor lembu di atas punggung, membawanya berlari-lari kecil naik turun bukit. Pekan berganti pekan, Uwais terus berlatih mengangkat lembu yang semakin bertambah beratnya. Orang-orang yang melihatnya menganggap Uwais telah gila.

Bulan demi bulan pun berlalu. Uwais terus berlatih tanpa peduli komentar dan ejekan orang. Menjelang keberangkatan haji, bobot lembu itu telah mencapai 100 Kg, lebih berat dari tubuh ibunya. Maka begitu tiba musim haji, Uwais menggendeng ibunya dari Yaman menuju Makkah. Thawaf, sai, perjalanan ke Arafah. Hingga akhirnya kembali pulang ke rumah. Kebersihan hati dan mujahadah yang luar biasa dalam berbakti kepada ibunda membuat doanya sangat mustajabah. Uwais dianggap biasa saja oleh manusia saat itu bahkan dijuluki gila oleh masyarakat, tetapi namanya terkenal di langit. Hingga Allah mengabarkan kepada Rasulullah, lalu Rasulullah mensabdakan kepada sahabatnya. Kini, hampir setiap muslim mengenal namanya.

Bacaan Lainnya

Kesungguhan Uwais, mujahadah Uwais dalam berbakti kepada ibunda seharusnya juga menjadi semangat mujahadah kita di bulan Ramadhan yang mulia. Sekuat tenaga kita kerahkan segala upaya agar bisa menunaikan puasa dan ibadah Ramadhan sebaik-baiknya sejak hari pertama. Mungkin makin lama, mendekati idulfitri nanti, tantangan kita semakin berat seperti berat lembu yang makin bertambah di pundak Uwais. Namun, dengan kesungguhan setiap waktu, beban berat itu tetap kuat Uwais angkat. Sehingga Allah memuliakannya sampai saat ini.

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait