“Bung Hatta mengemukakan, ada tiga nilai-nilai yang menjadi ciri khas yang selalu dipegang oleh orang Minang, yaitu kebersamaan, islam dengan filofosi ABS-SBK, musyawarah dan mufakat. M Yamin pun mengemukakan pula, orang minang adalah orang parantau yang tangguh, pekerja keras dan tahan banting. Nilai-nilai itulah menjadi jati diri dan pembeda masyarakat minangkabau dengan masyarakat suku lainnya,” tutur Irsyad Safar lagi.
Ditekankan, masyarakat Sumatera Barat jangan hanya larut dalam eforia dan bangga menjadi orang minang yang terkenal dengan adat istiadat, budaya, dan keramahtamahannya. Yang lebih penting lagi, perlu dievaluasi, apakah adat istiadat, budaya dan keramahtamahan tersebut masih diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dijelaskan Irsyad Syafar, peringatan HUT Provinsi Sumatera Barat laksanakan setiap tahunnya merupakan sarana yang tepat bagi seluruh elemen masyarakat Sumatera Barat, baik Pimpinan Daerah, DPRD, perguruan tinggi, tokoh-tokoh masyarakat, ninik mamak, alim ulama, dan pemuda-pemudi untuk mengevaluasi dan merefleksi nilai-nilai dan komitmen kita sebagai anak nagari minangkabau.
“Masih ada perdebatan di tengah-tengah masyarakat dan tokoh-tokoh adat, kenapa tanggal 1 Oktober 1945 di jadikan tonggak lahirnya Sumatera Barat yang identik dengan masyarakat dan suku Minangkabau. Padahal Minangkabau sebagai sebuah entitas telah ada jauh sebelum lahirnya NKRI dan orang minang merupakan bagian penting dari terbentuknya NKRI,” ujarnya
Dikatakan Irsyad Syafar, M. Yamin, Bung Hatta, H. Agussalim, Natsir dan banyak tokoh-tokoh yang berasal dari minangkabau lainnya, merupakan promotor-promotor dan penggerak terbentuknya NKRI ini. Sebanyak 16 orang pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang ditetapkan oleh pemerintah, merupakan bukti nyata kontribusi dan peran penting masyarakat Sumatera Barat terhadap perjalanan NKRI ini.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.