PADANG (SumbarFokus)
Kejadian gangguan listrik di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami penurunan angka yang cukup fantastis, berkisar sekitar 90 persenan dalam empat tahun belakangan. Diketahui, pada tahun 2018, Sumbar bisa mengalami gangguan listrik sebanyak 3.900 kali dalam setahun. Per tahun 2022, jumlah gangguan itu berkurang menjadi sekitar 350 gangguan saja dalam satu tahun. Pencapaian luar biasa ini ternyata tidak membuat PLN berpuas diri. Pencapaian paripurna dalam hal rasio elektrifikasi masih jadi bagian target dari kinerja PLN di wilayah Sumbar. Hal tersebut disampaikan oleh General Manager (GM) PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumbar Eric Rossi Priyo Nugroho, Rabu (11/10/2023).
“Tahun ini, kita akan menyelesaikan 17 desa baru untuk dialiri listrik di Sumbar. Kurang lebih, kita menjemput sekitar 1.639 pelanggan. Kita spend sekitar Rp35 miliar untuk ini. Tahun 2023 mungkin belum selesai. Untuk 2024, tambahan sekitar 1.100-an pelanggan lagi. Sebenarnya bukan desa ya, lebih ke jorong, karena lokasinya terlampau jauh,” ungkap Eric.
Ditekankan, PLN menargetkan rasio elektrifikasi 100 persen di Sumbar bisa segera selesai. Namun untuk ini, semakin jauh lokasi yang dicapai, diperlukan investasi yang lebih besar. Selain itu, diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemda terkait.
“Jangan sampai, 78 tahun Indonesia merdeka, tapi masih ada maysarakat yang tidak rasakan listrik PLN,” imbuhnya.
Untuk penyelesaian rasio elektrifikasi, dijelaskan, ada dua jalur yang bisa ditempuh. Satu jalur berasal dari pemda setempat. Ini berupa Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), yang asal dananya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tahun ini ada sektiar 12.200, yang konsepnya adalah masayrakat yang belum menikmati listrik tapi sudah ada jaringan listrik.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.