Jalur kedua, adalah jalur alokasi listrik desa. Dalam jalur ini, PLN membangun jaringan, menyertai dengan biaya investasi, untuk masyarakat di desa, yang di Sumbar konteksnya adalah nagari atau sampai ke jorong.
“Dua jalur ini yang kita manfaatkan. Sisanya nanti di 2024 masih ada (penuntasan). Jumlah memang menurun, tapi tetap ada kolaborasi PLN dengan pemda. Misalnya, sudah dekat dengan jaringan, nanti pemda yang turun tangan,” jelas Eric.
Dalam kesempatan itu, Eric juga menegaskan bahwa PLN terus berupaya meningkatkan keandalan layanan yang diberikan pada pelanggan. Terkait ini, kapasitas dari para supplier penyedia bahan baku bagi PLN tentunya harus ditingkatkan. Eric mengakui, keberhasilan yang telah diraih PLN memang tidak terlepas dari kerja sama dengan para vendor yang telah memberikan material andal yang dibutuhkan oleh PLN.
Terkait kondisi ini, semakin PLN meningkatkan kualitas produk dan layanan, semakin tinggi pula standardisasi pemenuhan kebutuhan PLN yang ditetapkan pada para vendor. Diakui oleh vendor, hal ini memang merupakan kondisi kompleks tersendiri bagi mereka. Namun, bagaimanapun, demi menghadirkan hasil produk dan layanan yang optimal dari PLN, para vendor menyatakan dukungan dan kebersediaan untuk memenuhi apapun yang disyarakatkan oleh perusahaan pelat merah tersebut.
Seperti dinyatakan oleh Ketua Perkumpulan Lintas Kontraktor dan Profesi Listrik (PORLAK) Sumbar Mochammad Djonaedi, dalam hal ini juga merupakan perwakilan dari vendor PLN, PT Jo Konstruksi Indonesia, bahwa pihaknya siap mendukung apapun situasi dan kondisi yang dituntut oleh PLN kepada para vendor, demi listrik yang andal bagi masyarakat.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.