Pendekatan ini, kata dia, terbukti membuahkan hasil. Anak-anak kini mulai rutin datang mengaji, suasana masjid pun lebih hidup. Ia mengaku, semua proses ini tak lepas dari dukungan UPZ Baznas Semen Padang yang sejak awal mendorong penguatan dai di wilayah Mentawai, termasuk di Siberut Utara. Ia berharap UPZ Baznas Semen Padang terus mendukung para dai tidak hanya bertugas menyampaikan ceramah, tapi juga menjadi pendamping sosial, guru, sekaligus penggerak spiritual masyarakat.
Sementara, Ustaz Jon Ricky, yang menjadi dai di Desa Sirilogui, Kecamatan Siberut Utara, menyampaikan bahwa Sirilogui dihuni lebih dari 350 KK, namun hanya 15 KK yang muslim.
Sirilogui adalah daerah sunyi. Masjid tanpa pengeras suara, bahkan tanpa mushaf Al-Qur’an. Dengan segala keterbatasan ini, tentunya perjuangan untuk memperkuat akidah umat muslim sebagai umat minoritas di Sirilogui sangat berat.
“Dulu jemaah jarang datang. Bukan karena tidak mau, tapi karena tidak terbiasa,” ujar lulusan Pesantren Darul Mursyidin Pasaman Barat ini menjadi dai setelah sebelumnya aktif sebagai pengurus masjid. Sejak menjadi dai binaan UPZ Baznas Semen Padang, Ustaz Jon mendapatkan dukungan fasilitas dan mulai membangun kegiatan keagamaan seperti TPA dan majelis taklim.
Namun, tantangan terbesar datang dari para mualaf. Karena tidak adanya pembinaan akidah yang kuat, banyak dari mereka kembali ke agama sebelumnya akibat tekanan keluarga. Meski begitu, Ustadz Jon tak menyerah. Baginya, mempertahankan satu jiwa dalam Islam adalah kemenangan tersendiri. Ia berharap di balik sunyi dan beratnya medan, ia dapat terus menyalakan lentera Islam dengan satu harapan, yaitu melahirkan generasi muslim yang kuat dalam iman dan amal dari pedalaman Pulau Siberut.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.