PADANG (SumbarFokus)
Kebakaran hutan kembali marak di sejumlah wilayah di Sumatera Barat. Selain menimbulkan kabut asap dan gangguan pernapasan, bencana ini membawa dampak yang jauh lebih dalam bagi ekosistem: hilangnya keanekaragaman hayati.
Awal musim kemarau di Sumbar memicu puluhan titik panas, menjadikan provinsi ini sebagai wilayah dengan titik panas terbanyak kedua di Sumatera. Di Kabupaten Lima Puluh Kota, kebakaran menghanguskan sekitar 30–40 hektar lahan di Desa Andaleh dan Nagari Taram pada akhir Mei hingga awal Juni ini. Medan sulit dijangkau dan pasokan air terbatas menjadi tantangan besar bagi tim pemadam yang diturunkan BPBD, TNI, dan masyarakat setempat.
Kebakaran hutan bukan hanya menimbulkan kabut asap dan gangguan pernapasan. Dampak bagi keanekaragaman hayati jauh lebih parah:
Mengapa Keanekaragaman Hayati Penting?
Keanekaragaman hayati adalah fondasi kehidupan. Dari serangga kecil yang membantu penyerbukan hingga pohon besar yang menyimpan karbon, setiap unsur memiliki peran dalam menjaga keseimbangan alam.
Dampak Kebakaran Hutan terhadap Keanekaragaman Hayati
-
Kehilangan Habitat Satwa: Banyak satwa liar kehilangan rumah dan sumber makanan. Beberapa bahkan terancam punah karena habitatnya hancur total.
-
Punahnya Spesies Endemik: Hutan-hutan tropis Indonesia adalah rumah bagi spesies yang hanya ada di sini. Kebakaran berarti punahnya warisan alam yang tak tergantikan.
-
Terganggunya Rantai Makanan: Hilangnya satu jenis tumbuhan atau hewan bisa memutus rantai makanan dan menyebabkan ketidakseimbangan ekologis.
-
Kehilangan Nilai Obat-Obatan Alami: Banyak tanaman hutan berpotensi sebagai obat. Jika terbakar, potensi penyembuhan dari alam pun ikut lenyap.
Penyebab Umum Kebakaran Hutan
Kebakaran bisa terjadi karena faktor alam seperti musim kemarau ekstrem. Namun, sebagian besar kasus di Indonesia terjadi akibat ulah manusia—pembukaan lahan dengan cara membakar, atau kelalaian membuang puntung rokok di area kering.
Apa yang Bisa Anda Lakukan?
Anda bisa berkontribusi dengan tidak membuang api atau benda mudah terbakar di kawasan hutan. Dukung kampanye konservasi, laporkan titik api, dan ikuti informasi resmi dari pihak berwenang saat musim kemarau tiba. Bagi pelaku usaha, gunakan metode pertanian berkelanjutan tanpa membakar lahan.
Kebakaran hutan bukan sekadar bencana alam. Ia adalah sinyal bahwa hubungan manusia dan alam sedang terganggu. Sudah saatnya Anda ikut menjaga hutan, bukan hanya demi satwa liar, tetapi juga demi masa depan Anda sendiri. (015/BBS)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.