Sebaliknya, yang terjadi adalah, sedotan akan terdegradasi dan secara bertahap hancur menjadi partikel yang lebih kecil, yang dikenal sebagai mikroplastik. Dijelaskan dalam laman TRVST, butuh periode hingga 200 tahun agar plastik berubah menjadi mikroplastik. Saat terdegradasi, plastik juga melepaskan bahan kimia berbahaya, seperti bisphenol A (BPA), yang dikaitkan dengan pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan.
- Sulit didaur ulang
Sedotan plastik sangat sulit untuk didaur ulang. Menurut penelitian tahun 2017 yang dilaporkan dalam jurnal Science Advances, dari 8.300 juta metrik ton plastik yang pernah diproduksi, hanya 9 persen yang telah didaur ulang. Sedotan plastik dengan bahan polipropilena bahkan lebih jarang didaur ulang.
Oleh sebab itu, sangat sulit bagi pegiat lingkungan menemukan fasilitas daur ulang untuk sedotan. Ditambah, karena ukurannya yang sangat kecil dan ringan sehingga sulit untuk disortir, biasanya sedotan plastik akan berakhir di tempat pembuangan akhir dan menambah limbah di lingkungan.
Setiap tindakan kita dapat membuat perubahan. Untuk menghentikan dampak buruk sedotan plastik bagi lingkungan, tinggalkan sedotan plastik sekarang juga. Beralihlah ke sedotan kayu atau stainless steel yang bisa dipakai berkali-kali dan lebih ramah lingkungan.
Itulah penjelasan sejumlah dampak negatif sedotan plastik bagi lingkungan. Semoga bermanfaat! (006/BBS)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.