Berani dan Nekat
Diceritakan oleh Ketua Kampung Berseri Astra (KBA) Tabek, Talang Babungi, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Kasri Sastra pada SumbarFokus.com, banyak anak desa yang ingin bersekolah namun ternyata sekolah yang ada tidak cukup daya tampungnya. Sementara, masyarakat tidak berani membuat sekolah yang judulnya swasta, karena kebutuhan pendanaan tentu akan menjadi masalah besar.

Di tengah keraguan itu, sekelompok orang memberanikan diri, memanfaatkan sebuah rumah guru yang sudah lama tidak terpakai, meski dengan kondisi fisik yang menyedihkan. Perjalanan awal memang tidak mudah. Murid delapan orang yang mendaftar di awal enggan bertahan, bahkan mulai muncul penolakan dari beberapa kalangan atas pemakaian gedung karena dianggap merupakan aset pemerintah, sementara sekolah ini berstatus swasta di bawah Kementerian Agama. Sekolah pun berpindah-pindah – dari rumah guru, ke musala, ke bangunan seadanya – hingga para pendiri nyaris mencapai titik jenuh.
Titik balik datang di sekitar 2003. Sejumlah tokoh desa sepakat, setiap keluarga yang mampu akan menyekolahkan anaknya di MIS Muallimin, sekaligus memberi sumbangan. Apalagi ketika anak-anak para tokoh di kampung mulai bersekolah di sini, masyarakat pun ikut menaruh harapan.

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.