Sektor Jasa Keuangan Sumbar Tumbuh Positif, Giro Naik Tajam Jadi Indikator Menggeliatnya Usaha

Ketua OJK Sumbar Roni Nazra (kiri), saat menjelaskan perkembangan sektor perbankan Sumbar, Rabu (21/5/2025). (Foto: AMELIA RIZAL GUMELANG/SumbarFokus.com)

PADANG (SumbarFokus)

Per Maret 2025, sektor jasa keuangan di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatatkan kinerja yang solid, dengan pertumbuhan positif dan risiko yang tetap terkendali. Kondisi ini memberikan dorongan terhadap laju ekonomi daerah, yang tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I-2025, yang tumbuh sebesar 4,66 persen secara tahunan (year-on-year)

Bacaan Lainnya

Dalam Coffe Morning Bersama Wartawan Media Sumbar, Rabu (21/5/2025), Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumbar Roni Nazra menyampaikan, sejumlah indikator utama sektor keuangan menunjukkan perkembangan yang signifikan, terutama dari sisi dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.

“Giro meningkat signifikan menjadi Rp8,56 triliun, tumbuh 25,3 persen dibanding Maret 2024, yang hanya sebesar Rp6,83 triliun,” ujar Roni. Di menambahkan, peningkatan saldo giro menunjukkan dana yang ditempatkan di bank bukanlah dana mati, melainkan dana yang terus bergerak untuk kegiatan usaha.

“Giro itu digunakan untuk transaksi, artinya pelaku usaha, termasuk UMKM di Sumbar, sudah menggeliat lagi. Mereka membutuhkan dana untuk menjalankan usaha, dan ini menjadi indikator ekonomi riil yang bergerak,” jelasnya.

Dari sisi kredit, kredit investasi juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,5 persen, dari Rp12,33 triliun menjadi Rp12,64 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat dan pelaku usaha yang melakukan pinjaman, untuk memulai atau memperluas usaha mereka.

Penyaluran kredit produktif tertinggi di Sumbar tercatat pada sektor perdagangan besar dan eceran, yaitu sebesar Rp11,74 triliun, disusul sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan sebesar Rp11,87 triliun. Namun, terdapat penurunan pada sektor industri pengolahan sebesar 6,9 persen menjadi Rp2,50 triliun, dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman turun 10,7 persen, menjadi Rp1,41 triliun. Penyaluran kredit terendah tercatat pada sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi sebesar Rp1,14 triliun.

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait