Selain itu, Mahyudin bertekad menjalankan industrialisasi di Kaltim. Seperti membangun beberapa kawasan industri, seperti dari Maloy batota sampai Paser. Sehingga tambahnya, Kaltim ke depan tidak lagi bertumpu hanya pada galian dan tambang.
“Kalau tidak diniatkan nanti kita akan terus bertumpu pada galian dan tambang yang saat ini sudah mencapai 55 persen dari PDRB Kaltim. Padahal, 10 sampai 15 tahun tambang batu bara audah selesai. Ditambah lagi industrialisasi akan lebih banyak menyerap angka pengangguran di Kaltim yang relatif tinggi,” katanya.
Menurut senator asal Kaltim ini, industrialisasi sudah menjadi keharusan. Melalui pemanfaatan kekayaan sumber daya alam Kaltim seperti sawit, dengan membangun industrialisasi turunanya.
“Tidak boleh lagi olahan sawit seperti CPO itu keluar dari Kaltim. Sehingga downstreamnya seperti pabrik minyak goreng, sabun, margarin, dan sebagainya bisa diolah di Kaltim, agar memberikan nilai tambah bagi pendapatan daerah dan membuk lapangan kerja,” katanya.
Pembangunan menyeluruh dan sinkron di Kaltim, menurut Mahyudin juga harus menyentuh sektor sumber daya manusia. Dimana menurutnya berdasarkan data jumlah penduduk jenjang pendidikan S2 dan S3 di Kaltim tidak sampai satu persen.
“Kaltim harus mendorong tingkat pendidikan, agar SDM berdaya saing. Sehingga keberadaan IKN tidak menjadi bencana dengan tersingkirnya penduduk asli dari pendatang yang diperkirakan akan banyak bermigrasi ke wilayah Kaltim,” pungkasnya. (000/dpd)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.