“Yang ada saat ini adalah komplek pemakaman yang ditandai dengan menhir, dan itu jumlahnya ribuan. Kemana peradaban itu hilang, dari mana peradaban itu berasal, bagaimana kehidupan pada saat itu, apakah ada hubungan dengan peradaban lain. Pertanyaan itu masih menjadi misteri dan tabir itu bisa dibuka dengan penelitian,” tambah Supardi.
Dia berharap Festival Maek ini adalah sebagai pintu masuk menyingkap tabir tersebut. Sehingga menarik minat peneliti dunia hadir di Maek.
Festival Maek yang digelar hingga tanggal 20 Juli mendatang, akan menampilkan berbagai diskusi tentang peradaban Maek, dengan narasumber peneliti dalam dan luar negeri. Selain itu juga akan dipentaskan berbagai atraksi seni tradisi mancanegara dan sejumlah provinsi di Indonesia. (003)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.