Sementara, dr. Selfi mengatakan, pembangunan sistem ini cukup lama dilakukan.
“Dari pihak BPJS Kesehatan mengatakan, jika sudah sampai di tahap tiga, maka ketahap selanjutnya akan lebih mudah dan tahap selanjutnya adalah pada bidang farmasi,” jelasnya.
Untuk mendapatkan bintang satu sampai bintang tiga diakui dr Selfi memang lama karena membangun sistem rumah sakit dan sistem informasi rumah sakit, yang di koneksikan dengan BPJS Kesehatan serta membangun budaya dari internal sendiri, baik dokter maupun tenaga kesehatan menggunakan digitalisasi ini, misalnya dalam penggunaan JKN.
“Sehingga pasien juga didigitalisasikan karena Mobile JKN lebih mudah dan real time dengan memilih waktu berobat dan dokter sehingga nomornya akan sama dengan antrian di Mobile JKN. Sistem ini memotong antrian admisi yang cukup lama. Dengan melakukan pendaftaran tersebut, pasien bisa datang saat waktu berobat saja,” jelasnya.
Ketua Yayasan Semen Padang Amral Ahmad mengatakan, digitalisasi merupakan keharusan dan kalau tidak mau memulai maka akan ketinggalan dan berdampak pada layanan.
“Transformasi teknologi adalah akan mempependek siklus layanan sehingga cepat melayani pasien. SPH satu garis lurus dengan layanan yang dilakukan oleh BPJS dan untuk sampai bintang tujuh itu sebuah tantangan untuk kita dalam melayani pasien,” jelasnya.
Pihaknya di yayasan bersyukur dan sangat menghargai pekerjaan teman-teman dan tim di SPH.
“Di saat tim SPH sibuk bekerja dan perbaiki sistem dari dalam, ternyata ada pihak yang memperhatikan,” jelasnya.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.