Tak Melulu Soal Pohon dan Tanam-Menanam, Kawasan Hutan di Sumbar Potensial Dongkrak Perekonomian melalui Kepariwisataan

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi (paling kiri), Kepala Dinas Kominfotik Sumbar Siti Aisyah (tengah), dan Kabid IKP Diskominfotik Sumbar Indra Sukma (paling kanan). (Foto: YEYEN)

Diketahui, berdasarkan data hasil survei yang dilakukan Dinas Kehutanan Sumbar tahun 2021, pendapatan rata-rata para petani hutan per bulannya adalah Rp1.779.710. Sementara, di tahun 2022, berdasarkan hasil survei intansi tersebut, pendapatan rata-rata petani hutan per bulannya diketahui meningkat menjadi Rp1.978.367.

“Ada peningkatan sebesar 11,16 persen, yaitu sebesar Rp198.657,” imbuh Yozawardi.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan, pihaknya, mewakili Pemerintah Provinsi, mendorong bagaimana masyarakat yang berada di kawasan perhutanan sosial bisa mendayagunakan segenap potensi yang ada di lingkungan mereka tersebut. Dicontohkan, seperti brand Solok Rajo di Nagari Aie Dingin, Kabupaten Solok, didorong oleh pemerintah untuk terus berkembang melalui berbagai intervensi. Intervensi pemerintah di sini seperti dukungan alat ekonomi produktif yang pada saat itu diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, yaitu berupa alat pengolah kopi senilah Rp196 juta yang merupakan hibah Dishut Sumbar dan sarana prasaran wisata seperti tenda glamping dan ATV senilai total Rp200 juta, juga merupakan hibah Dishut Sumbar.

Kawasan Solok Rajo sendiri, digambarkan oleh Kadis Yozarwardi, menjanjikan kenyamanan sebuah destinasi wisata bagi para pelancong, seperti adanya kedai kopi yang tentunya menyajikan pilihan-pilihan minuman kopi yang khas Solok Rajo, dan juga adanya glamping yang belakangan diketahui disewakan Rp600 ribu per hari untuk menginap para pelancong yang ingin merasakan suasana khas destinasi wisata Solok Rajo di Nagari Aie Dingin ini.

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait