Tambang di Raja Ampat Beroperasi Kembali? Kenali Bahayanya terhadap Lingkungan!

Tambang di Raja Ampat Beroperasi Kembali? Kenali Bahayanya terhadap Lingkungan! (Foto: Ist./SumbarFokus.com)

PADANG (SumbarFokus)

Belakangan ini, publik dihebohkan dengan diizinkannya kembali tambang nikel di kawasan Raja Ampat untuk beroperasi.

Bacaan Lainnya

Sontak hal ini menjadi isu yang memicu kekhawatiran banyak pihak. Sebagai salah satu daerah dengan ekosistem laut dan darat yang paling kaya di dunia, Raja Ampat menyimpan kerentanan serius bila aktivitas tambang kembali dijalankan.

Dampaknya tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga global karena wilayah ini dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut.

Aktivitas tambang memang dapat memberikan kontribusi ekonomi, namun kerugian ekologis yang ditimbulkan berpotensi jauh lebih besar. Berikut sejumlah bahaya yang perlu diperhatikan:

1. Kerusakan Ekosistem Laut
Limbah tambang yang masuk ke laut dapat merusak terumbu karang. Padahal, Raja Ampat merupakan rumah bagi lebih dari 500 spesies karang, yang menjadi penopang kehidupan ribuan jenis ikan dan biota laut lainnya. Kerusakan sedikit saja dapat berakibat pada hilangnya keseimbangan ekosistem.

2. Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati
Raja Ampat disebut sebagai “Amazon of the Seas” karena kekayaan biotanya. Aktivitas tambang dapat menyebabkan kehilangan habitat bagi satwa endemik, termasuk burung cendrawasih dan spesies laut langka yang bernilai konservasi tinggi.

3. Pencemaran Air dan Tanah
Proses tambang berpotensi menghasilkan limbah beracun yang mencemari sungai maupun tanah di sekitar area operasi. Pencemaran ini tidak hanya mengganggu kehidupan flora dan fauna, tetapi juga mengancam masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam untuk hidup sehari-hari.

4. Dampak Sosial bagi Masyarakat Adat dan Lokal
Selain merusak lingkungan, aktivitas tambang dapat memengaruhi mata pencaharian masyarakat adat yang selama ini mengandalkan pariwisata berkelanjutan dan hasil laut. Hilangnya sumber pendapatan tradisional masyarakat adat dan lokal berpotensi menimbulkan konflik sosial.

5. Hilangnya Potensi Ekowisata
Raja Ampat telah lama dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia. Bila tambang terus dieksploitasi, daya tarik ekowisata bisa menurun drastis. Dampak ini dapat menghilangkan peluang pemasukan jangka panjang dari sektor pariwisata yang seharusnya lebih ramah lingkungan.

Isu tambang di Raja Ampat bukan sekadar persoalan ekonomi jangka pendek, melainkan ancaman terhadap kelestarian warisan alam dunia.

Menimbang potensi kerugian ekologis dan sosial yang jauh lebih besar, wacana pembukaan kembali tambang di kawasan tersebut seharusnya menjadi perhatian serius seluruh pemangku kepentingan. (015/BBS)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait