“Berkat kebijakan yang berpihak, sektor pertanian yang dulu dipandang sebelah mata kini menjadi motor perekonomian daerah. Derajat pertanian Indonesia terangkat karena sentuhan Pak Mentan,” kata Tamsil.
Lebih lanjut, Tamsil menegaskan bahwa pangan adalah fondasi peradaban dan syarat kedaulatan bangsa. Ia mengingatkan bahwa dunia saat ini menghadapi krisis pangan global akibat pandemi, konflik geopolitik, katastrofi akibat perubahan iklim, dan disrupsi rantai pasok.
“Visi besar Asta Cita Presiden Prabowo adalah jawaban atas ancaman global sekaligus menegaskan sikap Indonesia yang memilih jalan berdaulat untuk melindungi masa depan bangsanya,” ujar Tamsil.
Mengakhiri sambutannya, Tamsil menyampaikan penghormatan kepada para petani yang menurutnya menjadi pahlawan pangan bangsa.
“Keringat Bapak dan Ibu petani adalah energi kehidupan bangsa ini. Jerih payah bapak dan ibu adalah pondasi kedaulatan kita,” tutupnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Amran Sulaiman memaparkan sejumlah capaian Kementerian Pertanian dalam setahun terakhir. Salah satu prestasi spektakuler yang berhasil ditorehkan adalah swasembada beras.
“Awalnya Bapak Presiden memberikan target kepada kami 4 tahun, lalu berubah menjadi 3 tahun, dan terakhir kami diberi target 1 tahun. Alhamdulillah, swasembada beras berhasil kita capai dalam 6 bulan,” ungkap Amran, disambut tepuk tangan meriah.
Menurut Amran, capaian tersebut merupakan lompatan sejarah bagi Indonesia. Hal itu kemudian diperkuat dengan kebijakan menutup kran impor beras yang semakin menegaskan keberpihakan pemerintah terhadap petani.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.