Dijelaskannya, Nabuang Sarok merupakan program pengelolaan sampah berbasis aplikasi dimana masyarakat akan mendapatkan edukasi dan sosialisasi terkait pemilahan sampah dari sumbernya serta penerapan sirkular ekonomi pada masyarakat Dan program ini didirikan juga sebagai jawaban atas permasalahan sampah di Kota Padang dan Sumbar pada umumnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional tahun 2024, di Sumbar jumlah timbunan sampah pada tahun 2022 mencapai 2.625 ton/hari. Dari jumlah tersebut, upaya pengurangan timbunan sampah baru mencapai 62,92 persen dari jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
“Melihat kondisi penanggulan sampah ini lah PT Semen Padang meluncurkan program Nabuang Sarok berbasis aplikasi yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam penanggulangan sampah, mengingat beberapa TPA sampah seperti TPA Anak Air milik Pemko Padang, akan mencapai kapasitas penuh di tahun 2026,” ujarnya.
Sejak diluncurkan, PT Semen Padang juga bekerjasama dengan sejumlah instasi pemerintahan kabupaten/kota. Bahkan, program ini telah berhasil mengumpulkan 378 ton sampah terpilah dari berbagai wilayah di Sumbar, seperti Kota Padang, Kota Solok dan Kabupaten Agam, termasuk sampah laut melalui kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Bagi PT Semen Padang sendiri, kata Doche, sampah terpilah yang tidak bernilai yang ditampung di program Nabuang Sarok, dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk kiln di pabrik PT Semen Padang menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.