Gerakan lempeng-lempeng tektonik ini dapat terjadi di sepanjang garis patahan (fault line) yang terdapat di bawah permukaan bumi. Garis patahan ini adalah batas antara dua lempeng tektonik yang saling bergerak. Saat terjadi gempa, lempeng-lempeng tektonik ini akan saling menekan dan menggeser satu sama lain, menyebabkan terjadinya getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi. Gempa tektonik biasanya terjadi di wilayah yang berada di sepanjang garis patahan ini.
Pergerakan lempeng tektonik disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah panas dari dalam Bumi. Panas ini menyebabkan lempeng tektonik menjadi rata dan memunculkan pergerakan. Selain itu, gaya gravitasi dan gaya gesekan antarlempeng juga menjadi penyebab pergerakan lempeng tektonik. Pergerakan ini dapat terjadi secara perlahan-lahan atau dengan cepat, tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis lempeng tektonik dan kekuatan gaya yang bekerja.
Ada tiga jenis lempeng tektonik yaitu lempeng dasar, lempeng tektonik, dan lempeng benua. Lempeng dasar terbentuk di bawah laut dan terdiri dari bahan magma yang masih mentah. Lempeng tektonik terbentuk di atas lempeng dasar dan terdiri dari batuan yang sudah terbentuk. Lempeng benua terbentuk di atas lempeng tektonik dan terdiri dari batuan-batuan beku yang sudah terbentuk. Pergerakan lempeng tektonik dapat terjadi pada semua jenis lempeng, tetapi biasanya terjadi pada lempeng tektonik dan lempeng benua.
Itulah penjelasan akibat gempa tektonik dan penyebabnya. Semoga bermanfaat! (006/BBS)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.