Hal ini bertujuan, agar angka stunting bisa turun di Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2023 ini. Penanganan stunting di Kabupaten Pasaman Barat cukup bagus, terrbukti dengan aksi konvergensi stunting di Kabupaten Pasaman Barat diapresiasi dan enam kali berturut-turut terbaik dalam penanganannya.
“Makanya evaluasi perlu kita lakukan, kita jadikan gerakan bersama untuk percepatan penurunan stunting. Hingga mencapai new zero stunting di Kabupaten Pasaman Barat,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Perwakilan BKKBN Sumatera Barat Nova Dewita mengatakan, semua pihak memiliki tujuan yang sama, yakni menurunkan angka stunting dan mewujudkan impian untuk kesehatan masyarakat. Pihaknya ditargetkan mampu menurunkan angka stunting di tahun 2024 menjadi 14 persen dan pada 2023 di angka 16,33 persen. Prevalensi stunting secara nasional memang turun. Namun Sumatera Barat dan Pasaman Barat mengalami kenaikan.
“BKKBN sebagai koordinator dan diberikan kewenangan oleh Pemerintah Pusat untuk menangani stunting ini. Untuk itu, kami berharap kepada semua pihak bekerjasama agar angka stunting menurun. Baik di Provinsi Sumatera Barat maupun di Kabupaten Pasaman Barat. Intervensi yang kita lakukan sudah banyak, dimulai dari hulu hingga hilir. Remaja yang akan menjadi calon pengantin diberikan pemahaman tentang kesehatan, tidak menikah di usia muda,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Pasaman Barat, dr Anna Rahmadia juga menegaskan, bahwa penanganan stunting tidak hanya menjadi kewajiban pihak tertentu saja.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.