Terjadi pula pengisian baterai karena tegangan stator coil. Stator tersebut menghasilkan tegangan 3 phase AC dan DC. Arus tegangan bolak balik ini juga diikuti dengan tegangan DC 12 volt, yang merupakan cara kerja sistem pengisian daya pada semua komponen kelistrikan di mobil.
- Mesin Menyala Dengan Putaran Yang Rendah
Pada tahapan ini, kemagnetan dan juga voltage yang dihasilkan tidak terlalu besar. Tetapi, tegangan tersebut kemudian dialihkan ke resistor yang dilanjutkan ke terminal F alternator dan regulator. Kemagnetan pada rotor coil cenderung rendah dengan daya baterai kurang dari 12 volt.
- Mesin Hidup Dengan Keadaan Putaran Yang Tinggi
Berbeda lagi jika kendaraan dalam kendaraan bergerak dan memiliki putaran yang sangat tinggi. Pada masa ini, tidak akan terjadi pengisian atau charge. Hal ini dikarenakan daya magnet yang dihasilkan regulator sangat tinggi dan menghubungkan PL0 dan PL2. Dengan begitu, daya dari baterai akan dialihkan langsung ke fusible link.
Kemudian, cara kerja sistem pengisian yang terhenti akan mengalirkan tegangan ke ignition switch dan fuse. Dari jalur tersebut, daya akan tersalurkan ke terminal IG dan berlanjut ke PL0 dan PL2. Namun, setelah mencapai PL2 tegangan justru mengarah ke masa. Yang mana membuat rotor coil tidak memiliki tegangan untuk pengisian.
Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa charge ini berjalan dengan 4 kondisi sistem yang berbeda. Saat kunci kendaraan terpasang, saat mesin mulai hidup namun stationer, saat memiliki putaran rendah, dan dalam putaran tinggi. Empat kondisi tersebut termasuk dalam sistem yang berkesinambungan dalam operasional mobil.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.