Hasil dari huller Yon bukan hanya dinikmati masyarakat sekitar. Dengan mesin yang stabil dan kualitas beras lebih terjaga, produk olahannya kini merambah ke berbagai daerah. Dari pelosok Solok, beras hasil gilingannya dikirim hingga ke Pekanbaru, Riau, bahkan sampai ke Bengkulu dan Jambi.
“RPM mesin lebih stabil kalau pakai listrik, jadi kualitas beras lebih bagus. Pedagang senang, pembeli pun puas,” jelasnya.
Kini, dengan kapasitas produksi lima ton beras per hari, Yon mampu melayani tidak hanya warga sekitar, tapi juga pedagang antarprovinsi. Dari desa yang jauh dari kota, beras produksi Yon ikut menyumbang ketahanan pangan lintas daerah.
Beralih ke listrik bukan hanya soal keuntungan pribadi. Keputusan Yon menjaga kehidupan banyak orang. Di huller, sekitar 15 karyawan bergantung pada keberlangsungan usaha.
Dengan efisiensi biaya dan peningkatan produksi, Yon mampu menjaga stabilitas pekerjaan bagi para karyawannya. Mereka tetap bisa bekerja dengan jam yang lebih teratur, tanpa resah menunggu solar datang atau khawatir mesin mogok karena bahan bakar habis.
Dengan listrik, Huller Nadira yang didirikan sejak tahun 2000 itu, kini memiliki motor induksi yang ready 24 jam, dengan keberadaan operator tentunya. Dalam kondisi ini, dihasilkan beras-beras yang berkualitas untuk dikonsumsi.
Perubahan besar Huller Nadira tidak mungkin terjadi tanpa peran PLN. Program Electrifying Agriculture menjadi pintu masuk bagi banyak pengusaha kecil di pelosok untuk mengakses energi murah, stabil, dan ramah lingkungan.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.




