MoU yang ditandatangani antara Pemprov Sumbar dengan Pemprov Jateng sendiri ditujukan untuk pembangunan dan pengembangan ketahanan pangan, juga pengembangan potensi daerah dan peningkatan pelayanan publik.
“Melalui kerjasama antar daerah ini, diharapkan TPID Sumbar dapat memaksimalkan fungsi kerjasama ini, sehingga ketersedian pangan tetap terjamin terutama diwaktu produksi kita berkurang dan disaat permintaan tinggi, guna menjaga agar harga pangan tetap stabil dan Keterjangkauan harga tercapai,” sebut Arry.
Kerjasama ini juga bertujuan untuk untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi dan sumber daya diberbagai sektor.
Pada capacity building ini, juga bisa dipelajari berbagai inovasi yang dibuat oleh Pemprov Jawa Tengah dalam pengendalian inflasi. Inovasi tersebut juga dapat mendorong terwujudnya penguatan kerjasama pada sektor-sektor lainnya dalam meningkatkan potensi kedua Provinsi.
Sementara, Kepala Biro Perekonomian Jateng July Emmylia mengatakan, keberhasilan Jawa Tengah menjadi yang terbaik kategori provinsi di kawasan Jawa Bali Tahun 2024, tak terlepas dari kolaborasi solid semua pihak yang terlibat dalam pengendalian inflasi.
Diungkapkan, Jateng memiliki BUMD yang khusus mengurus produk pangan, untuk pengendalian inflasi di Jateng. Tak hanya kebun pangan, pihaknya juga memiliki kebun duren yang sudah berkontribusi memberikan masukan pendapatan.
“Pemprov harus terus saling berkolaborasi untuk mengendalikan inflasi di daerah masing-masing,” sebutnya. (003)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.