Enam Gangguan Kesehatan Akibat Kurang Gerak

Akibat Malas Gerak
Ilustrasi. (Foto: Ist.)

Dilansir Mayo Clinic, obesitas ditandai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di angka ≥30. Obesitas memiliki risiko terhadap penyakit jantung, diabetes tipe 2, hipertensi, hingga kanker.

Tubuh yang pasif tidak akan memproses energi dari makanan. Alhasil, cadangan makanan lemak tubuh semakin banyak dan menyebabkan berat badan naik. Dengan meningkatkan intensitas gerak tubuh dapat membantu menurunkan berat badan.

Bacaan Lainnya

Data penelitian dalam NIH Public Access tahun 2008 menyebutkan orang dewasa dengan sedikit aktivitas fisik berisiko 3,9 kali lipat lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan yang aktif bergerak.

  1. Diabetes mellitus (DM) tipe 2

Ketika tubuh malas bergerak, glukosa dalam darah tidak akan menjadi energi sehingga kadarnya dalam darah akan meningkat. Kadar gula darah yang tinggi dalam waktu jangka panjang akan menyebabkan resistensi insulin. Inilah yang menjadi pemicu utama DM tipe 2.

Studi dalam jurnal Diabetes Care tahun 2010 menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang cukup dapat mengontrol dan mencegah resistensi insulin, prediabetes, DM tipe 2, dan komplikasi akibat DM tipe 2. Aktivitas aerobik dan latihan kekuatan otot dapat meningkatkan kerja insulin serta mengontrol kadar gula darah.

Aktivitas fisik yang cukup seperti latihan ringan juga sangat dianjurkan bagi penderita DM tipe 2. Namun, sebelum memulai program latihan sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Jangan lupa untuk selalu mengecek kadar gula darah sebelum dan sesudah latihan.

  1. Kanker

Kebiasaan duduk atau rebahan seharian dapat memicu obesitas dan menumpuk racun dalam tubuh yang memiliki hubungan dengan risiko kanker seperti kanker payudara, kanker usus besar, kanker kandung kemih, dan jenis kanker lainnya.

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait