Padahal, jika keterbukaan informasi dijalankan dengan sungguh-sungguh, manfaatnya luar biasa diantaranya meningkatkan kepercayaan publik, memperkuat partisipasi masyarakat, serta memperbaiki kualitas kebijakan. Ke depan, digitalisasi pelayanan informasi melalui portal keterbukaan, sistem pengaduan daring, dan integrasi data publik harus terus diperluas, agar hak warga negara terhadap informasi tidak hanya berhenti sebagai norma hukum, melainkan menjadi praktik nyata.
Tantangan global semakin kompleks dan harus dihadapi secara serius. Perkembangan teknologi digital, geopolitik yang dinamis, perubahan iklim, serta persaingan ekonomi global menuntut Indonesia untuk adaptif dan inovatif. Dunia saat ini bergerak dalam logika keterbukaan, kolaborasi, dan persaingan data.
Negara yang gagal mengelola informasi dan transparansi akan tertinggal dalam percaturan global. Isu-isu utama seperti keamanan siber, hoaks, disinformasi, hingga perang informasi menjadi ujian baru bagi demokrasi. Indonesia harus mampu membangun literasi digital bagi warganya sekaligus memastikan bahwa keterbukaan informasi tidak dimanfaatkan untuk kepentingan destruktif.
Memaknai 80 tahun kemerdekaan berarti juga melihat ke depan, tentang Indonesia Emas 2045. Pada satu abad kemerdekaan, bangsa ini menargetkan menjadi negara maju dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia. Visi tersebut tidak hanya bergantung pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada kualitas tata kelola, partisipasi publik, dan keterbukaan informasi.
Generasi muda sebagai pewaris bangsa harus dididik dalam budaya transparansi, integritas, dan inovasi. Mereka perlu memahami bahwa kemerdekaan adalah amanah untuk terus memperjuangkan keadilan sosial, kesetaraan informasi, dan keberlanjutan pembangunan.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.