“Termasuk dugaan ancaman kepada Kepala Daerah, dalam hal ini Bupati Solok Epyardi Asda. Karena kami melihat, sajam itu dibawa setelah sebelumnya beberapa kali juga pernah keluar nada ancaman dari Ketua DPRD sendiri dalam beberapa grup percakapan WhatsApp, bahkan di grup percakapan publik sekalipun, di mana dalam percakapan itu, terlihat jelas dia akan membuat lobang pada orang-orang yang dirasanya mengganggu kepentingannya di DPRD saat agenda sidang. Tidak saja ancaman kepada Bupati Solok, pimpinan DPRD yang lain, tetapi juga kepada Sekwan, bahkan kepada ASN yang bertugas di Sekretariat DPRD,” terang jubir.
Jubir merasa semua hal tersebut perlu dikomunikasikan pada publik, untuk menepis kemungkinan kesalahpahaman pada masyarakat.
“Demikian penjelasan kami sampaikan, untuk dapat meluruskan segala informasi yang berkembang, supaya tidak menjadi bias dan menjadi informasi bohong yang salah di tengah masyarakat,” pungkasnya. (000/003)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.