Jelang Hari Pelanggan Nasional, Pelanggan Apresiasi Program Electrifying Agriculture PLN

Rony Paji Nasarani, pengusaha huller dari Jorong Pendatar Kenagarian Tanjung Berulak, Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat jadi salah satu contohnya. (Foto: PLN Sumbar/SumbarFokus.com)

Peralihan ke mesin electro ini membuat biaya operasional untuk bahan bakar berkurang drastis. Saat masih menggunakan solar, Roni membutuhkan biaya pembelian solar hingga 10 Juta Rupiah, namun setelah beralih ke listrik biaya listrik maksimal hanya mencapai 4 Juta Rupiah. Mesin electro juga berumur lebih panjang, tidak seperti mesin diesel yang memerlukan pemeliharaan rutin dan penggantian perangkat setiap 2 tahun sekali.

Roni mengaku beruntung dapat segera mengenal mesin electro dan bekerjasama dengan PLN. Ia mengapresiasi program Electrifying Agruculture sebagai upaya PLN untuk membantu petani dan menumbuhkan ekonomi masyarakat.

Bacaan Lainnya

‘’PLN jelas lebih irit. Mesin dengan listrik ini juga lebih bagus, lebih efisien, dan bunyinya tidak begitu keras sehingga tidak menganggu lingkungan. Ukurannya juga lebih kecil. Mesin sebelumnya itu, untuk satu ton beras menghabiskan minyak kira-kira 14 liter atau 15 liter. Sekarang kita tidak perlu isi minyak berulang kali, tinggal banyar setiap bulan ke PLN,’’ tutur Roni.

Kepada para pengusaha yang enggan beralih ke mesin electro, Roni meyakinkan bahwa investasi ke mesin ini akan pilihan tepat.

‘’Investasi di awal memang besar karena harga mesin electro lebih tinggi dibandingkan mesin konvensional. Namun akan segera balik modal. Saya balik modal tidak sampai 1 tahun, yaitu sekitar bulan ke-7. Semua efisiensi kerjanya membuat saya untung cepat dan sudah mengganti biaya investasi pembelian mesin di awal. Jadi bulatkan tekad untuk beralih ke mesin listrik,’’ jelas Roni.

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait