Operasi Senyap! David Melko-Pandong versus Anisa-Lely di Pilkada Dharmasraya

Sutan David Melko-Pandong Spendra dikabarkan bisa maju, juga mengusung muda demokrasi di Pilkada Sumbar. (Foto: Ist./SumbarFokus.com)

DHARMASRAYA (SumbarFokus)

Ada operasi senyap dari tokoh muda Sumbar asli Dharmasraya untuk berantakkan skenario kotak kosong di Pilkada kabupaten itu. Sutan David Melko-Pandong Spendra dikabarkan bisa maju, juga mengusung muda demokrasi di Pilkada Sumbar.

Bacaan Lainnya

Para pemerhati elektoral dan barisan pro demokrasi di Dharmasraya menentang keras Pilkada lawan kotak kosong, alias Paslon tunggal.

Sinyal penolakan itu ditangkap Tim Pilkada Jaringan Pemred Sumbar (JPS) yang lakukan pemantauan ke Dharmasraya.

Pilkada Kotak Kosong, menurut banyak pemerhati elektoral lokal di Dharmasraya, adalah suatu aib tersendiri, disimpulkan Tim Pilkada JPS.

Ketua JPS Sumbar Adrian Toaik Tuswandi, regulasi terkait rontokan kotak kosong sudah ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi.

“Putusan MK yang merubah syarat Parpol mengusung calon, ini bukti lembaga penjaga konstitusi pun tak sudi terjadi Pilkada kotak kosong,” ujar Toaik.

Pilkada Dharmasraya awalnya menuju ke kotak kosong, pasang calon Annisa-Leli mendapat rekomendasi banyak Parpol, sehingga sisa Parpol tak mencukupi lagi ke pasangan calon lain.

“Itu sebelum putusan MK. Hari ini berubah. Ada operasi senyap tokoh muda pro demokrasi bekerja, semoga berhasil meraih Parpol sesuai putusan MK RI. Pasalnya
Pilkada Tong kosong nyaring bunyinya, melawan kotak kosong tinggal cerita di Dharmasraya,” ujar Iwan warga di Pulau Punjung yang termasuk milenial pro demokrasi, baru-baru ini.

Ungkapan Iwan senada dengan pandangan banyak pemerhati elektoral lokal. Derasnya Pilkada lawan _kotak kosong_ muncul setelah pasangan calon Annisa dan Leli dikabarkan memborong semua partai politik agar bisa menang tanding tanpa perlawanan atau tidak berkeringat memeras otak adu ide dan gagasan.

“Hei Bung! Dharmasraya ini tanah bertuah, penyanjung demokrasi. Saya tidak yakin ada pasangan Paslon yang digadang-gadang bakal memborong semua partai untuk beramai-ramai mendukung satu paslon saja. Yang saya yakin adalah ada tangan Tuhan untuk menyelamatkan demokrasi di nagari yang kita cintai ini melalui beberapa partai,” sebut Palito, yang terkenal sebagai sosok kritis di Dharmasraya.

Dia menegaskan, yakin dan percaya bahwa masih ada partai yang berhati nurani dan sadar demokrasi.

“Dharmasraya nagari yang sedang gencar dalam berbagai ruang kemajuan. Terjadi Pilkada kota kosong, itu sebuah kemunduran demokrasi,” ujar Dimaschan, aktivis mahasiswa asal Dharmasraya.

Di sisi lain, warga menyebut nama David Melko dan Pandong Spendra akan mengisi juga agenda demokrasi Pilkada.

“Infonya, dua anak muda Dharmasraya Sutan David Melko-Pandong Spendra tengah bekerja untuk memberantakkan skenario kotak kosong. itu yang kencang jadi pembicaraan warga,” ujar Adrian Toaik Tuswandi.

Dua tokoh itu, dari tracking digital dilakukan Tim Pilkada JPS, bukan sosok sembarangan. David Melko merupakan pengusaha muda yang karir politik terus menjulang sebagai kader Osman Sapta di Sumbar. Sementara, Pandong Spendra dia terkenal setelah berdarah-darah dalam gerakan aktivis mahasiswa.

Pandong besar karena gerakan aktivis dan kerja sosialnya. Terakhir Pemilu 2024, Pandong adalah Direktur Saksi dari Partai NasDem.

“Politik itu bergerak, kata banyak pengamat, politik itu ujungnya sulit ditebak,” sebut Adrian lagi.

Dikatakan, bisa dan sah saja, di last minute terjadi perubahan drastis.

“Itu pengamatan elektoral Sumbar,” ujar Ketua Tim Pilkada JPS, Zondra Pajok.

Dijelaskan, berdasarkan hasil Pemilu 2024, ternyata masih ada dua Parpol yang memiliki peluang mengantarkan Paslon kedua Pilkada di Dharmasraya sekaligus menyelamatkan demokrasi di Dharmasraya, yakni Hanura dan Nasdem.

Berdasarkan putusan MK, suara dua partai ini mencukupi untuk mengusung David dan Pandong yang membuyarkan impian melawan kotak kosong.

Bahkan, banyak pengamat meyakini, David dan Pandong akan menjadi ” kuda menang” yang berlari kencang meninggalkan “duo uni”.

Bahkan, begitu nama David dan Pandong mengapung ke permukaan atas usungan Hanura dan Nasdem, situasi politik berbalik arah.

“Dukungan elektoral (pemilih) “akar rumput” di Dharmasraya kepada David dan Pandong akan sulit terbendung dan dibendung,” ujar Alvian, orang Dharmasraya yang merantau di Jakarta.

Dia yakin, dukungan ranah dan rantau akan menyatu untuk David dan Pandong.

“Ayo, selamatkan demokrasi dan teruskan pembangunan di Dharmasraya,” tukas Alvian. (000)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait