Konsep time loop yang disajikan dalam film ini, meskipun kontradiktif dengan konsep waktu dalam keyakinan agama Islam, yang tidak mungkin bisa berulang, namun digunakan justeru untuk menggambarkan bahwa waktu merupakan hal yang sangat berharga untuk disia-siakan. Banyak hal penting yang bisa dilakukan, dan bahkan disesali, oleh seseorang dalam satu waktu yang dia lewatkan. Dengan adanya time loop dalam film ini, justeru penonton diajak untuk tidak menyia-nyiakan waktu sama sekali dan gunakan masa yang diberi oleh Allah untuk berbuat hal-hal baik di atas dunia, termasuk dengan keluarga.
Dewa, di sini, mengalami time loop, dan yang menyedihkannya, akhir dari setiap kejadian yang berulang itu adalah meninggal dunianya sang ibu karena terpeleset di kamar mandi. Dengan ada kesempatan kejadian hari yang berulang, Dewa pun berusaha menghindari kematian sang ibu dengan berbagai cara, seperti membersihkan kamar mandi ibu dan membelikan sandal jepit untuk digunakan ibu di kamar mandi agar tidak tergelincir karena lantai yang mungkin licin.
Kejadian yang sama, meninggalnya sang ibu, terus terjadi berulang kali, sedikitnya 12 kali dalam 12 hari. Setiap hari dalam waktu yang berulang itu, Dewa berusaha melakukan kebaikan seperti yang dipesankan ibunya, namun semua hal tersebut, meski telah ia lakukan, kematian sang ibu tetap tak terelakkan. Ibu selalu ditemukan tergeletak di depan kamar mandi, dan mengembuskan nafas terakhir di pelukannya.
Hingga Dewa pun nyaris merasa putus asa. Sampai ia bertemu Sorang ustadz, yang menekankan padanya bahwa Allah tidak akan memberi beban pada seorang hamba di luar kesanggupan si hamba, Dewa mulai merasa mendapat pencerahan. Dia mulai yakin bahwa semua ini akan ada hikmah setelahnya.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.





