Tidak hanya itu saja, sulfur dioksida juga bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti serangan asma, sakit kepala dan mual pada orang yang rentan. Itulah mengapa zat aditif makanan ini harus dicantumkan pada kemasan makanan dengan nama lengkapnya dan jumlahnya harus dibatasi.
Bahaya Asam Benzoat untuk Kesehatan
Asam benzoat juga merupakan zat aditif yang sering digunakan sebagai pengawet dalam makanan. Karena memiliki sifat antibakteri yang kuat, zat aditif ini bisa menghambat pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi yang menjadi penyebab utama pembusukan makanan.
Asam benzoat biasanya digunakan dalam minuman berkarbonasi, sirup, salad buah, icings, selai, jeli, margarin asin, daging cincang, acar, pie, isian kue, salad kemasan, koktail buah, kecap, dan kaviar. Tingkat penggunaan berkisar dari 0,05 hingga 0,1 persen.
Selain dalam makanan, asam benzoat juga sering ditemukan dalam salep antijamur, obat kumur, hingga tisu bayi. Sebagai zat aditif makanan, asam benzoat efektif dalam memperpanjang umur simpan makanan dan minuman, serta mencegahnya kehilangan nutrisi.
Meski begitu, mengonsumsi asam benzoat secara berlebihan bisa menyebabkan diare, sakit perut, dan gejala lainnya, bahkan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh. Selain itu, zat aditif tersebut juga bisa menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Misalnya, iritasi dan peradangan.
Beberapa orang juga mungkin bisa mengalami reaksi alergi, seperti gatal-gatal dan bengkak setelah mengonsumsi makanan yang mengandung asam benzoat.
Tips Aman Mengonsumsi Makanan
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.