Tidak hanya itu, konsumsi zat besi juga sebaiknya dibarengi dengan vitamin C. Di banyak kasus, kekurangan zat besi bisa juga terjadi karena zat besi tidak terserap dengan optimal. Vitamin C akan membantu memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Selain itu, makanan fortifikasi juga bisa menjadi pilihan.
“Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu terfortifikasi dengan zat besi dan vitamin C agar anak bisa tumbuh maksimal,” jelas Dr. Luciana.
- Anemia berdampak pada psikologis anak
Menambahkan penjelasan Dr. Luciana, Anna atau yang akrab dipanggil Nina, menjelaskan bahwa anemia bisa berdampak pada psikologis anak.
“Dalam jangka pendek, secara kognitif anak cenderung kurang konsentrasi, tidak mudah menangkap dan mengingat, serta emosinya ajuga cenderung lebih negatif, lebih mudah sedih/marah dan rentan stres,” ucap Nina.
Jika hal ini tidak ditangani, dalam jangka panjang tumbuh kembang anak dapat terhambat. Ini nantinya akan menimbulkan efek domino yang akan berdampak pada proses belajar dan kehidupan sosial anak.
“Hal tersebut disebabkan adanya gangguan fungsi dopaminergic (terkait dopamin) pada otak sehingga anak mudah stres, yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku dan menyebabkan gangguan proses belajar,” tambah Nina.
Oleh karena itu, masalah anemia yang terjadi pada anak, khususnya di umur 1–5 tahun, harus segera ditangani agar dampak jangka pendek maupun panjangnya dapat dicegah.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.