BUKITTINGGI (SumbarFokus)
Masyarakat adat yang terdiri dari ninik mamak, bundo kanduang, alim ulama, hingga cadiak pandai perlu untuk memberikan kontribusi dalam menjawab persoalan sosial yang berkembang di masyarakat. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Supardi, saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan, Jumat (17/5/2024).
Dikatakan Supardi juga, terkait sektor ekonomi, dahulunya Sumbar merupakan provinsi yang merajai perputaran uang di pulau Sumatera. Sekarang, secara statistik pertumbuhan ekonomi (PE) Sumbar malahan berada pada peringkat kelima.
Menurut dia, seiring perputaran uang mengalami penurunan, gaya hidup juga mengalami pergeseran, banyak masyarakat yang terlalu memaksa untuk memiliki sesuatu. Hal itu dibuktikan dengan maraknya pertumbuhan lembaga pemberi kredit.
“Jadi dalam sehari bisa saja leasing menghimpun dana masyarakat lebih kurang Rp10 miliar, dan dibawa ke pusatnya,” ujar Supardi.
Persoalan sosial lain yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, ditambahkan, adalah menekan angka pengangguran yang masih 5,2 persen.
“Sementara, Kota Payakumbuh menepati peringkat ketiga se-Sumbar angka penganggurannya, dengan persentase 4,84. Namun pada tingkat pendidikan, Payakumbuh jauh lebih baik dari daerah-daerah lain di Sumbar,” sebutnya.
Ditekankan, semua itu beberapa persoalan yang harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja. Peran masyarakat sangat penting untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sosial di tengah masyarakat
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.