Dr. Vauzia, M.Si, menjelaskan bahwa inovasi ini tidak hanya mempercepat pertumbuhan tanaman, tetapi juga membantu mengurangi penggunaan pupuk kimia yang merusak lingkungan. “Dengan memanfaatkan sensor IoT, petani bisa memonitor kadar nutrisi dan pH larutan hidroponik dari jarak jauh. Teknologi ini sangat penting bagi pertanian modern yang ingin meningkatkan ketahanan pangan,” jelasnya.
Program ini juga melibatkan mahasiswa dari UNP yang berperan aktif dalam mendampingi kelompok tani. Mahasiswa seperti Mutia Oktaviani, Putri Oktavia, Hani Sania, dan Fanesha Panca Putri turut membantu dalam pelatihan dan edukasi mengenai pembuatan POC teknologi nano.
Menurut Prof. Dr. Abdul Razak, teknologi nano dapat memberikan dampak besar dalam meningkatkan daya saing petani hidroponik di Kota Padang, terutama dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. “Ini adalah solusi inovatif yang dapat memperkuat ekonomi lokal sekaligus melindungi lingkungan,” ungkapnya.
Fokus utama program ini adalah mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan. Dengan teknologi yang diterapkan, para petani hidroponik diharapkan mampu meningkatkan produksi dengan biaya lebih rendah dan sistem yang lebih efisien. Hal ini juga sejalan dengan misi Kelompok Tani Andalas Hydroponic Farm untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat dan berkualitas tinggi.
Program ini membuka peluang untuk kerjasama dengan pemerintah setempat dalam mengembangkan regulasi yang mendukung penggunaan pupuk organik cair dan teknologi IoT di sektor pertanian. Harapannya, program ini dapat menjadi model bagi kelompok tani lain di Indonesia dalam menerapkan teknologi berkelanjutan guna mencapai kemandirian pangan dan ekonomi. (000/unp)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.