‘’Saya mengambil risiko meninggalkan karir yang sangat baik di Jakarta di usia 20an tahun, untuk mengelola sumber daya singkong yang cukup banyak di kampung. Saat itu, saya bermodalkan “yakin” bahwa singkong-singkong ini bisa menjadi sesuatu yang menjanjikan jika dikelola dan dikemas dengan menarik,’’ sampai Fhadel.
Fhadel kemudian menyampaikan, strategi mengemas sumber daya alam menjadi produk yang menarik sangatlah penting. ‘’Jangan mau untung besar dulu. Lebih baik mengambil provit kecil dengan produk dan packaging menarik, keuntungan akan jauh berlipat ganda. Buat identitas yang kuat terlebih dahulu pada packaging produk kita, terus eksplore kreativitas untuk packaging aestetic hingga bisa melekat di benak penikmat produk kita,’’ lanjutnya.
Sementara itu Kadis Koperindag Dharmasraya Nofriadi Roni Puspa mengatakan, UMKM yang naik kelas adalah UMKM yang mau terus belajar, rutin melakukan evaluasi dan selalu memberikan perbaikan dari evaluasi-evaluasinya.
‘’Maka mari jadikan wadah Rumah BUMN ini sebagai tempat untuk continous learning. Semua anggota maju dan tumbuh bersama,’’ katanya.
Roni pun berharap, pelaku-pelaku UMKM di Kota Dharmasraya semakin fokus pada upaya-upaya pemasaran yang mengikuti perkembangan dan kebutuhan target pembeli.
‘’Selain kualitas produk, kita tak bisa pungkiri masyarakat saat ini menyukai produk yang menarik, eye cathing, dan terekspose. Jadi mari Bapak Ibu, lebih kreatif lagi,’’ lanjut Roni. (000/UID-Sumbar)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.