“Ini contohnya. Pagi sampai sore, tidak akan nampak bocornya, karena pemakaian air cukup banyak oleh ratusan hingga ribuan pelanggan. Disangka sudah aman apalagi dibalut dengan karet,” terang Dirum dan dibenarkan oleh Manajer Distribusi Jamaris.
Dirum, Dewas dan Manajer Distribusi tidak hanya memantau tim Swiping di kawasan di dekat SMA 3 Padang itu, tapi juga menuju kawasan pemukiman di belakang Rumah Sakit Ibnu Sina, Gunung Pangilun.
Sepi. Tanda-tanda kehidupan tak ada lagi. Hanya lampu jalan yang menerangi jalan di sana. Warga setempat sudah tidur. Mungkin sedang bermimpi indah. Dari kejauhan tampak tiga orang, satu perempuan melihat-lihat saluran air warga. Semua pakai rompi orange dan helm proyek.
Ya mereka juga tim sweeping Perumda Air Minum Padang yang bertugas di kawasan tersebut. Masing-masing Masriko Saputra, Firjatullah Agra Alida dan Ilmi Sri Wahyuni Mengecek perpipaan termasuk pipa sambungan ke pelanggan, bocor atau tidak.
Ilmi, tim sweeping perempuan itu tampak enjoy pula mengecek kondisi perpipaan dengan senter yang dipegangnya. Demi pengabdian dan tingkatkan pelayanan, Ilmi rela tugas malam hari. Di rumah sang suami terpaksa tidur sendiri dan anak-anaknya juga.
“Suami sudah paham dengan kerja istrinya. Nanti selesai sweeping sekitar jam 03.00 Wib, suami menjemput di kantor pusat Perumda Air Minum Padang, Jl. Agus Salim. Kan tidak tiap hari, saya dapat giliran sekali sebulan. Ke lapangan ini juga menjawab keluhan pelanggan sehingga bisa pula kita jelaskan,” kata Ilmi yang bertugas di bagian pelayanan di kantor pusat.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.