“Salah satu topik bahasan dalam event Internasional Minangkabau Literacy Festival (IMLF) adalah membahas tentang literasi budaya Minangkabau, dalam perspektif sejarah, sekarang dan akan datang,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan felegasi IMLF David Reeve dari Australia menyebutkan, ini merupakan kali keduanya datang ke Sumbar khususnya ke Kota Padang Panjang setelah pertama kali pada 1985 atau 38 tahun yang lalu.
David juga menyebutkan, dirinya sangat terkesan dengan Sumatera Barat khususnya dengan keindahan alam serta adat istiadat yang kaya dan kompleks.
“Kecintaan saya terhadap Sumbar saya tuangkan dalam bentuk buku. Tetapi tidak membahas adat istiadat maupun alamnya. Yang saya bahas tentang angkot Padang dan bis Minangkabau,” kata David.
Ia mengungkapkan dirinya memilih tema angkot Padang dan bis Minangkabau lantaran memiliki dekorasi yang unik pada dindingnya, simbol beserta gambarnya dan bahasanya.
“Dari sini saya melihat simbol-simbol budaya populer. Jadi buku saya itu adalah angkot dan bis Minangkabau nilai nilai budaya populer. Jadi kalau ada yang ingin melihat atau membaca buku saya silahkan datang ke pameran buku di Bukittinggi. Tidak perlu dibeli kalau sempat curi saja, yang penting punya,” ungkapnya sambil tertawa.
David juga mengucapkan terima kasih kepada Sumbar dan Padang Panjang khususnya yang telah menjadi sumber inspirasi untuk karya saya.
“Thank you very much,” tutupnya.
(000/ril)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.