AGAM (SumbarFokus)
Tanaman eceng gondok notabene dianggap sebagai gulma dan merupakan tanaman pengganggu yang bisa jadi penghalang aktivitas di perairan danau. Di tangan ibu-ibu anggota kelompok usaha Sadama Craft di Agam, eceng gondok malah bisa jadi bahan untuk produk kerajinan yang unik dan ekslusif. Di tangan anggota kelompok usaha binaan PLN UID Sumatera Barat ini, eceng gondok bisa jadi dompet, rak buku, tempat sampah, tempat tisu, tas, dan vas bunga, yang semuanya berpenampilan tak kalah unik dengan produk berbahan rotan.
Heran ya, kenapa bisa eceng gondok bermetamorfosis menjadi semua produk yang cantik-cantik tersebut? Padahal, di ekosistem Danau Maninjau, eceng gondok dilihat sebagai gulma, yang bisa merusak habitat danau. Eceng gondok, dalam hal ini, menyumbang peran dalam mencemari air danau. Berdasarkan hal tersebut, dengan dimanfaatkannya eceng gondok oleh kelompok ibu-ibu kreatif ini, maka potensi pencemaran terhadap Danau Maninjau juga berkurang.
Ketua Kelompok Sadama Craft Neti Sumarni menjelaskan, dalam proses pembuatan, eceng gondok yang mereka beli dari warga akan dijemur terlebih dahulu sebelum kemudian diolah menjadi berbagai produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. Dalam satu hari, satu orang pekerja bisa menghasilkan 20 dompet, yang kemudian per dompet dibandrol Rp10 ribu.
βYang paling mahal ada Rp300 ribu, itu tempat sampah,β sebut Neti, saat dikunjungi Tim PLN UID Sumbar dan awak pers ke lokasi rumah industri kelompok Sadama Craft, Rabu (15/3/2023).
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.