Puasa Sehat dengan Mengurangi Konsumsi Gula

puasa Ramadan
Ilustrasi. (Foto: Ist.)

“Harus ada sumber karbohidrat seperti makanan pokok. Sumber protein dari lauk pauk. Sumber vitamin dan mineral dari buah dan sayur, serta cukup cairan,” kata Seala.

“Biasakan planning. Kira-kira hidangan apa yang lebih sehat untuk Ramadan kali ini, insya Allah seharusnya puasa Ramadan akan jauh lebih bermanfaat, akan sangat memberi efek kesehatan yang optimal,” ujar Seala.

Bacaan Lainnya

Ketika seseorang berpuasa, terjadi aktivitas autofagi, yakni tubuh “memakan” simpanan lemak karbohidrat dalam tubuh. Seala menjelaskan, itulah yang membuat orang yang berpuasa mudah menurunkan berat badan, khususnya berat lemak.

Efeknya semakin baik apabila ditambah olahraga intensitas ringan ke sedang dengan secukupnya. Seala menyampaikan, sejumlah data penelitian menunjukkan bahwa puasa selama 30 hari punya banyak manfaat kesehatan, termasuk memudahkan penurunan berat badan.

Kalau ada orang yang berat badannya justru naik setelah sebulan berpuasa, asupan makanannya perlu dicermati. Menurut Seala, bisa jadi saat berbuka puasa yang dilakukan adalah “makan balas dendam”, yakni menyantap banyak makanan dalam waktu singkat dan makan dengan cepat.

Akibatnya, terjadi surplus energi, yakni jumlah energi yang berlebihan. Surplus energi yang terakumulasi dalam satu bulan disebut Seala bisa menaikkan bobot sekitar satu sampai dua kilogram. Apalagi, jika ditambah dengan melewatkan waktu sahur.

Tidak sahur sama saja dengan tidak sarapan. Banyak studi telah menunjukkan bahwa orang yang melewatkan waktu sarapan berisiko mengalami kenaikan berat badan yang lebih tinggi. Itu sebabnya, Seala mengingatkan untuk selalu bangun untuk sahur. Sahur dan berbuka pun harus menyantap makanan bergizi seimbang dengan kalori cukup.

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait