Penggunaan Tanda Baca Titik Koma (;) dan Titik Dua (:)

Uraian penggunaan tanda baca
Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. (Foto: Pin/sumbarfokus.com)

Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

  1. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya:

Bacaan Lainnya

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi

  1. persiapan,
  2. pengumpulan data,
  3. pengolahan data, dan
  4. pelaporan.

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misalnya:

Ketua: Ahmad Wijaya

Sekretaris: Siti Aryani

Bendahara: Aulia Arimbi

Narasumber: Prof. Dr. Rahmat Effendi

Pemandu: Abdul Gani, M.Hum.

Pencatat: Sri Astuti Amelia, S.Pd.

  1. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya:

Ibu: “Bawa koper ini, Nak!”

Amir: “Baik, Bu.”

Ibu: “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”

  1. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Horison, XLIII, No. 8/2008: 8

Surah Albaqarah: 2—5

Matius 2: 1—3

Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara

Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sekilas, kedua tanda baca tersebut memiliki kesamaan dalam fungsi pemerincian. Namun pemakaiannya terikat dengan bentuk kalimat. Selain itu, tampak bahwa tanda titik dua memili fungsi yang lebih beragam.

Itulah uraian penggunaan tanda baca titik koma dan titik dua. Semoga bermanfaat! (006/BBS)

Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.



Pos terkait