Wilsriza juga menambahkan bahwa program dedieselisasi sejalan dengan komitmen PLN untuk menekan emisi gas rumah kaca serta mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 mendatang. “Dengan menggunakan listrik PLN secara total, pelanggan sudah berkontribusi mendukung target pemerintah. Lagipula, program dedieselisasi cenderung lebih efektif karena teknologi PLN lebih modern ketimbang pembangkit mandiri konvensional,” lanjutnya.
Dari segi keandalan PLN memastikan mampu memberikan pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan untuk mendukung aktivitas bisnis dan industri. “PLN siap mendukung kebutuhan listrik masyarakat, terutama pelaku usaha atau industri, dengan pasokan listrik yang andal dan berkualitas. Hingga April 2024, kondisi sistem kelistrikan di Sumbar surplus sebesar 71,24 MW atau sebesar 11,27 persen. Dengan surplus sebesar ini, PLN sangat siap mendukung pertumbuhan industri yang ada di Sumatera Barat, khususnya Padang dan sekitarnya,” tegas Wilsriza.
Sosialisasi yang disampaikan oleh tim PLN UP3 Padang mendapatkan respon positif dari para peserta. Terlihat jelas banyak pelaku usaha banyak yang berinteraksi dalam sesi tanya jawab dan melakukan simulasi perbandingan antara penggunaan diesel dan listrik PLN. Salah satu peserta, Doni, mengungkapkan ketertarikannya terhadap informasi yang disampaikan PLN mengenai program dedieselisasi untuk bisnis huller padinya.
“Menarik sekali, terima kasih PLN atas penjelasannya. Sebelumnya kami memang berencana beralih ke listrik PLN yang ternyata dapat meningkatkan produksi industri kami menjadi lebih efisien, efektif, dan ramah lingkungan,” ujar Doni.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.