“Hal biasa itu orang lain juga bisa. Maka, kita harus mendobrak sesuatu yang biasa, menjadi luar biasa,” ujarnya.
Berangkat dari ketidakpuasan dan ingin membuat sesuatu yang tidak biasa, lahirlah karya-karya jahitannya dengan desain yang unik, membuat pecinta mode tertarik, terutama karena juga nyaman dengan kualitas bahan yang dipilih oleh Emi Arlin.
Mengawali dari rumah produksi yang kecil, secara mandiri, Emi Arlin kemudian memutuskan mengembangkan usaha fesyennya. Dia juga memberi pelatihan ke banyak orang. Awalnya, dia merasa berat untuk diberi sebutan desainer. Namun Emi juga tak bisa membendung apresiasi yang diberikan padanya dengan sebutan desainer yang saat ini sudah melekat di dirinya.
Menunjukkan kecintaan pada Ranah Minang, Emi Arlin memberikan fokus untuk mengangkat kerajinan dan budaya Sumatera Barat, misalnya melalui karya sulaman benang emas, songket Sumbar, dan karyanya yang fenomenal adalah batik kajang padati.
Batik Kajang Padati muncul berawal dari kegelisan Emi akan tidak adanya ciri khas dari Padang dalam karya fesyen.
“Biasanya Padang dikenal dengan sulaman benang emas. Saya ingin Padang juga ada ciri khas yang diangkat ke dalam batik. Rumah gadang kajang padati mencerminkan khas Padang. Maka saya berpikir untuk mengangkat budaya ini ke batik,” ungkap desainer yang mempekerjakan belasan karyawan di rumah modenya tersebut.
Motif batik Kajang Padati sendiri sudah memiliki Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) secara resmi. Dengan batik kajang padati, Padang kini bertambah memiliki ciri khas dalam hal fesyen.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.