PADANG (SumbarFokus)
Pengertian Gempa Tektonik
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di dalam bumi yang dapat menyebabkan gerakan tanah dan bangunan di permukaan bumi. Gempa bumi disebabkan oleh gerakan lempeng tektonik di dalam bumi, di mana ketika lempeng tektonik bertabrakan atau bergerak satu sama lain, tekanan dan tarikan yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Pengertian gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh gerakan lempeng tektonik. Gempa tektonik dapat terjadi di darat atau di laut, dan dapat menyebabkan kerusakan yang serius jika terjadi di dekat permukaan bumi. Gempa tektonik biasanya terjadi di wilayah yang berada di sepanjang batas lempeng tektonik, seperti di sepanjang garis sesar atau di daerah subduction zone.
Subduction zone merupakan sebuah daerah di mana salah satu lempeng tektonik terangkat atau tertarik ke bawah lempeng lainnya. Ini biasanya terjadi di wilayah yang terletak di sepanjang batas lempeng tektonik, di mana salah satu lempeng tektonik bergerak ke arah lempeng lainnya dan terangkat atau tertarik ke bawahnya.
Subduction zone biasanya terjadi di daerah yang memiliki topografi gunung berapi atau di sepanjang garis sesar yang aktif. Gerakan lempeng tektonik di subduction zone dapat menyebabkan gempa tektonik, dan juga dapat menyebabkan terbentuknya gunung berapi baru.
Lempeng tektonik adalah lapisan kulit bumi yang terdiri dari batuan dan mineral yang bergerak secara perlahan di atas lapisan mantel bumi yang lebih dalam. Lempeng tektonik terbentuk dari material yang dilepaskan dari magma di kulit bumi, yang kemudian mengeras menjadi batuan. Lempeng tektonik dapat bergerak secara horizontal atau vertikal, dan interaksi antar lempeng tektonik dapat menyebabkan gempa tektonik, sesar, dan aktivitas gunung berapi. Ada beberapa jenis lempeng tektonik, termasuk lempeng pasif, kontinental, dan oseanik.
Ada beberapa jenis lempeng tektonik, yaitu:
- Lempeng pasif: Lempeng pasif adalah lempeng tektonik yang tidak bergerak atau bergerak sangat perlahan. Lempeng pasif biasanya terletak di daratan, dan dapat terdiri dari batuan beku atau metamorfik.
- Lempeng kontinental: Lempeng kontinental adalah lempeng tektonik yang terdiri dari material beku yang terbentuk di daratan. Lempeng kontinental biasanya terdiri dari batuan beku yang lebih ringan, seperti granit, yang terletak di atas lempeng oseanik.
- Lempeng oseanik: Lempeng oseanik adalah lempeng tektonik yang terdiri dari batuan yang terbentuk di bawah laut. Lempeng oseanik biasanya terdiri dari batuan beku yang lebih berat, seperti basal, yang terletak di bawah lempeng kontinental.
Selain itu, ada juga lempeng konvergen, divergen, dan transform, yang merupakan jenis lempeng tektonik yang terbentuk dari interaksi antar lempeng tektonik. Lempeng konvergen terjadi ketika dua lempeng tektonik bertemu dan salah satunya tertarik ke bawah lempeng lainnya, sedangkan lempeng divergen terjadi ketika dua lempeng tektonik bergerak ke arah yang berlawanan dan salah satunya terangkat. Lempeng transform terjadi ketika dua lempeng tektonik bergerak secara horizontal dan saling geser.
Contoh Gempa Tektonik
Contoh gempa tektonik adalah gempa yang terjadi di sepanjang garis sesar San Andreas di California, Amerika Serikat. Gempa ini disebabkan oleh gerakan lempeng tektonik di wilayah tersebut, di mana lempeng Pasifik dan North American bertabrakan dan salah satunya terangkat atau tertarik ke bawah lempeng lainnya. Gempa San Andreas telah menyebabkan kerusakan yang serius di wilayah tersebut, termasuk terjadinya longsor dan kerusakan bangunan.
Gempa tektonik mulai terdeteksi dan dipelajari secara mendalam sejak penemuan teori lempeng tektonik oleh Alfred Wegener pada tahun 1912. Wegener menyimpulkan bahwa lempeng tektonik merupakan lapisan kulit bumi yang bergerak, dan bahwa interaksi antar lempeng tektonik dapat menyebabkan gempa bumi. Teori ini kemudian dikembangkan oleh para ahli geologi dan tektonik lainnya, sehingga pada tahun 1960-an teori lempeng tektonik telah menjadi teori yang diterima secara luas di kalangan ilmuwan.
Gempa tektonik pertama kali terjadi, karena gempa bumi telah terjadi sejak bumi terbentuk. Namun, sejarah catatan gempa bumi dimulai sejak zaman kuno, ketika manusia mulai mencatat kejadian gempa bumi yang terjadi di wilayah mereka. Catatan pertama tentang gempa bumi ditemukan dalam sebuah tablet kuno di Mesopotamia, yang menceritakan tentang gempa bumi yang terjadi di wilayah tersebut pada tahun 2200 SM. Sejak saat itu, banyak gempa bumi yang tercatat dalam sejarah, dan teori lempeng tektonik telah membantu para ilmuwan memahami penyebab gempa bumi.
Gempa tektonik terbesar yang pernah tercatat adalah gempa bumi di Chile pada tahun 1960, yang memiliki magnitude 9,5. Gempa ini terjadi di sepanjang garis sesar Chile, yang merupakan salah satu garis sesar terpanjang dan paling aktif di dunia.
Gempa ini menyebabkan tsunami yang melanda wilayah pantai Chile dan juga negara-negara tetangga, seperti Peru, Argentina, dan Amerika Serikat. Gempa ini menyebabkan kerusakan yang serius di wilayah tersebut, dan menewaskan lebih dari 5.000 orang
Sementara itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di wilayah Ring of Fire, yaitu sebuah wilayah di sekitar samudera Pasifik yang memiliki aktivitas gempa tektonik dan gunung berapi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh interaksi lempeng tektonik di wilayah tersebut, dimana Indonesia terletak di antara lempeng Eurasia, Australia, dan Pacific.
Akibatnya, Indonesia sering terkena gempa tektonik, termasuk gempa bumi yang terjadi di sepanjang garis sesar Sumatra, Sulawesi, dan Bali. Beberapa gempa tektonik terbesar yang pernah terjadi di Indonesia adalah gempa bumi di Sumatra pada tahun 2004, yang memiliki magnitude 9,1, dan gempa bumi di Bali pada tahun 2018, yang memiliki magnitude 7,0.
Itulah penjelasan pengertian gempa tektonik dan contohnya. Semoga bermanfaat! (006/BBS)
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.