JAKARTA (SumbarFokus)
Kebijakan pemerintah yang baru-baru ini meningkatkan tarif Jalan Tol Jakarta – Cikampek dan Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) telah menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, terutama mengingat kondisi ekonomi yang masih labil akibat pandemi COVID-19 dan mendekatnya Hari Raya Idulfitri 1445 H.
Anggota DPR RI dari Komisi VI, Fraksi PKS, Hj. Nevi Zuairina, mengemukakan pandangannya terhadap situasi ini dalam sebuah wawancara yang diadakan di Jakarta baru-baru ini, mengecam keputusan tersebut sebagai langkah yang belum tepat.
Politisi PKS ini menyoroti dampak langsung dari kenaikan tarif tol terhadap biaya transportasi dan distribusi logistik, yang secara tidak langsung akan menyebabkan naiknya harga barang dan jasa.
“Ini sangat membebani masyarakat, terutama mereka yang berada di lapisan bawah, dan dapat meningkatkan potensi terjadinya tindakan kriminal akibat tekanan ekonomi yang semakin bertambah,” sebutnya.
Lebih jauh, Legislator asal Sumatera Barat II ini berargumen bahwa kenaikan tarif ini tampaknya lebih didorong oleh keinginan untuk meningkatkan keuntungan semata, mengingat jalur tol yang terkait sudah cukup menghasilkan profit dan dijalankan oleh perusahaan-perusahaan yang berada dalam kondisi finansial yang sehat. Pandangan ini diperkuat dengan adanya pengumuman kenaikan tarif yang tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan awal yang memadai kepada masyarakat, yang Nevi nilai sebagai langkah yang tidak transparan dan menunjukkan sikap tidak peduli terhadap kepentingan publik.
Dapatkan update berita lebih cepat dengan mengikuti Google News SumbarFokus.com. Klik tanda bintang untuk mengikuti.